Bagaimana Jika Keluarga atau Teman Menjadi Investor Bisnis Anda?

8
1882

Tidak ada orang yang bisa hidup sendiri, begitu pula dalam bisnis. Keluarga langsung, paman yang dulunya tidak Anda sukai, sepupu yang telah lama hilang adalah calon investor bisnis Anda.

Begitu juga dengan teman sekolah Anda, teman permainan, teman satu profesi atau kenalan baru Anda yang selalu menghibur Anda dalam kesusahan. Semuanya adalah pilihan yang cukup baik ketika Anda cari investor bisnis untuk perusahaan baru Anda.

Hal yang paling menyenangkan jika teman atau keluarga Anda menjadi investor bisnis Anda adalah bahwa mereka memberi Anda banyak kemudahan kepada Anda seperti pinjaman tidak berbunga, jadwal pembayaran yang longgar atau syarat-syarat lain yang ramah.

Sebagai seorang investor bisnis, mereka juga seringkali meminta opsi saham tanpa persyaratan yang ketat. Beberapa bahkan tidak meminta sebagian kepemilikan atau saham usaha Anda. Namun, hal yang buruk dan nyata adalah Anda berisiko kehilangan hubungan tersebut jika terjadi apa-apa, atau jika ada kesalahpahaman saat teman atau keluarga Anda menjadi investor bisnis Anda.

Anda harus menjaga hubungan Anda dengan keluarga atau teman Anda seerat (bahkan lebih) seperti Anda menjaga uang Anda.

Jadi, buatlah perencanaan bisnis yang matang dan tunjukkan kepada teman atau keluarga Anda seperti Anda menunjukan kepada calon investor bisnis profesional. Buatlah selalu perjanjian secara tertulis. Jelaskan resiko bagi mereka apabila mereka menanamkan uangnya kepada Anda, menjadi seorang investor bisnis. Jangan tutup-tupi!

Ingat…jangan pernah sekalipun Anda membuat asumsi keuntungan yang dibesar-besarkan dengan kebutuhan modal yang dikecil-kecilkan! Tunjukkan faktanya. Sekalipun posisi Anda sangat sulit mencari investor.

Dan yang lebih penting dari itu semua adalah, jangan pernah Anda tunjukkan peluang tersebut kepada teman atau keluarga Anda yang “tidak mampu” atau “tidak seharusnya berinvestasi”.

Banyak dari mereka tidak siap secara mental atas resiko yang harus mereka tanggung jika terjun di dunia bisnis dan investasi sebagai investor bisnis. Apalagi jika uang yang mereka tanamkan adalah uang tabungan “persiapan pernikahan mereka” atau “uang pesangon mereka setelah mereka di-PHK”. Kesedihan Anda akan berlipat jika Anda kehilangan uang mereka.

Sukses selalu dan selamat mencari investor bisnis Anda…

8 COMMENTS

  1. keluarga jadi investor? why not?
    banyak kok yang melakukan itu..

    dalam skala kecil dan perorangan, hal ini sangat bagus. sebab bisa meminimalisir resiko bunga. hanya yang terpenting perlunya menjaga komitment dan kepercayaan keluarga. ini yang lebih sulit dan berat.

  2. Terima kasih atas artikel ini,
    sangat bagus, kalimatnya tertata dengan baik dan mudah dimengerti bagi siapapun.

    Setelah mencari kemana-mana akhirnya saya temukan disini. Saya kebetulan lagi cari investor untuk budidaya Porang.

    Terima kasih banyak, artikel ini memberi pencerahan bagi saya guna mencari investor.

  3. artikel yg menarik…
    menurut saya jangan hanya dengan keluarga saja namun dengan investor yang bukan keluarga pun kita harus menjunjung tinggi profesionalisme kita. jangan sampai mentang-mentang bukan saudara atau keluarga, atau teman dekat kita kita biarkan jika terjadi apa2 nantinya.

  4. Jebbbb….!!! Rasanya kalimat terakhir ” nusuk di dada.

    Selamat sore pak, saya ingin minta saran mengenai bisnis yang saya alami. karena Bisnis saya sama persis dengan Artikel di atas.

    Jadi Gini. 2 Tahun lalu, saya menjalani kerja sama dengan seorang teman kerja. Dia Investasi modal 130 Juta & Saya investasi lahan dan pengelolaan Pabrik. Dg bagi hasil 40:60. 130 Juta itu untuk pembangunan, pembelian mesin, serta beli bahan baku. Kami sama2 kerja di tempat yang sama. Hanya beda bagian saja. Kami sepakat untuk memulai bisnis ” Cacahan Botol Plastik PET ” yang nantinya akan kami supply ke Pabrik. 1 Tahun berjalan Proyek dimulai. akan tetapi, setelah terjun . Bisnis ini tidak segampang yang kami kira. Kekurangan Supply, Biaya Bahan yang membengkak, susut bahan yang besar karena permainan penyuplai, serta masih menyewanya alat transportasi,dan yang paling pusing adalah harga jual yang semakin hari semakin menurun karena berkaitan dengan minyak dunia. Hal ini membuat saya berfikir keras bagaimana caranya untuk bisa bertahan. 1 Tahun pertama Kas banyak Jebol. karena masalah di atas. Akhirnya saya mencoba untuk ngomong ke teman saya bahwa saya ” Ingin Fokus pada usaha ini dan keluar dari pekerjaan agar fokus ke usaha ini. Akan tetapi teman saya menyarankan untuk jangan dahulu keluar kerja. Karena dia melihat saya sudah beristri, dan memang sebenarnya istri saya juga belum setuju kalo saya sampai keluar dari kerja. Akhirnya sambil kerja saya coba terus urus usaha ini. Dan akhirnya sampai bulan ini, harga Jual tidak kunjung naik, turun bisa sampai 1000 / 2000, sedangkan harga bahan hanya turun Rp. 500, Akhirnya Pertengahan tahun 2015 kemarin . harga Jual turun lagi. entah kapan akan naik. akhirnya karena banyak sekali pengeluaran biaya. saya tutup sementara usaha ini. Dengan meninggalkan Mesin baru, Sisa Bahan, serta hasil giling yang masih belum dijual, karena harga jual yang terlalu jauh. Sedih rasanya ketika hal ini terjadi. Yang paling menyedihkan adalah. Uang yang di tanam di bisnis ini. Rasaya kalo itu adalah Uang saya. Rugi rasanya tidak masalah. Akan tetapi Kalo pakai uang Teman rasanya sakit. Kasihan. Karena pas pertama dulu investasi dia juga bilang. Bahwa uang yang di investasikan awalnya adalah untuk memberangkatkan haji ibunya. ya Alloh. ingin nangis rasanya saya. Apalagi bisnis pertama langsung seperti ini. Sekarang saya sedang berusaha cari usaha lain. dengan niat ingin mengganti modal teman saya. keuntungannya saya sisihkan untuk mengganti uangnya. dan menambah modal untuk usaha lain. Yang ingin saya tanyakan. Apakah saya salah telah berpindah fokus ke usaha lain. padahal Usaha bareng teman saya ini sekarang sedang sakit. Atau saya harus fokus di usaha teman saya dengan kondisi yang saya sebutkan di atas? Mohon Bantuannya Master2 sekalian.. .

    • @Permana : saya juga pernah mengalami persis seperti yang mas permana alami. Sebenarnya tidak salah meninggalkan usaha yang gagal dan berpindah ke usaha yang baru. Saya pun demikian. Hanya saja yang jadi masalah, sudah tepatkah mas Permana meninggalkan usaha tersebut. Jika secara hitungan memang harus ditinggalkan, insyaa Allah tidak mengapa.

      Tetapi sekali, lihat secara cermat usaha tersebut. Jika memang harus ditinggalkan, tinggalkan. Jual semua aset yang tersisa, berikan kepada investor Anda. Kemudian buat business plan yang cermat di usaha yang baru. Sambil membuat business plan yang cermat, buat rencana jangka pendek untuk mendapatkan pendapatan harian, pendapatan mingguan, pendapatan bulanan dan pendapatan tahunan. Saya pernah menjabarkannya dan tulsi semua teknik penghasilan tersebut di blog ini. Silahkan mas Permana cari.

      Setelah mas Permana bisa membuat business plan yang bagus dan siap dijalankan, barulah mas Permana mencoba bisnis yang baru. Jangan terburu2. Ingat, bisnis yang baru tidak bisa langsung menghasilkan uang buat menukar uang investasi teman mas Permana tersebut. Jadi sebaiknya cari pekerjaan2 yang uangnya bisa cepat seperti makelar tanah, makelar mobil dsb. Semoga membantu…

Leave a Reply to Izza Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

19 − seventeen =