Kesalahan Terbesar Adalah Tidak Belajar dari Kesalahan di Masa Lalu

    3
    708

    1. Henry Ford Lupa menempatkan gigi persneling mundur pada mobil pertamanya.

    2. Thomas Edison pernah menghabiskan biaya lebih dari 2 juta dolar atas penemuannya yang terbukti tidak berguna.

    3. Hall of Famer Regie Jackson lebih banyak memukul dibandingkan dengan semua orang dalam sejarah permainannya, lebih dari 2.500 kali.

    4. “Itu adalah olahraga yang menyenangkan. Tetapi bagi militer, pesawat terbang tidak berguna.” -Ferdinand Foch, kepala komandan, pasukan sekutu di front barat, Perang Dunia I.

    5. “Televisi tidak akan pernah meraih popularitas; TV ditempatkan di tempat yang agak gelap dan menuntut perhatian yang terus-menerus.” -Chester L. Dawes, Profesor Universitas Havard, 1940.

    6. “Kami tidak memberitahu Anda bagaimana cara memimpin, maka jangan beritahu kami bagaimana caranya membuat sepatu.” – kata sebuah perusahaan sepatu besar kepada Bill Bowerman, penemu sepatu “waffle” dan rekan pendiri Nike, Inc.

    7. “‘Telepon’ ini memliki terlalu banyak keterbatasan untuk secara serius dianggap sebagai sebuah sarana komunikasi. Kehadiran alat ini tidak dianggap banyak berarti bagi kami.” – memo Western Union dalam menanggapi telepon Alexander Graham Bell, 1876.

    Kesalahan tidak semuanya buruk. Kesalahan-kesalahan itu memberikan dasar pengalaman kepada kita dan biasanya kita justru lebih cepat mempelajari sebuah pelajaran dari kesalahan daripada orang lain yang memberikan saran kepada kita.

    Dan kesalahan terbesar yang pernah kita lakukan adalah tidak belajar dari kesalahan kita di masa lalu.

    (sumber berita : seperti yang pernah saya tulis di www.bisnisukm.com
    dan telah menjadi hak milik www.bisnisukm.com)

    3 COMMENTS

    1. Nice article. Kadang kita suka lupa, kalau kita ternyata masih memakai jalan yang sama, padahal udah terbukti gak optimal.

      Satu cerita yang pernah saya alami, karena berkali-kali interview kerjaan kok tidak pernah membuat employer tertarik dengan profil saya. Terbukti dengan tidak dipanggilnya saya ke tahap berikutnya. Padahal perasaan saya, tanya jawab interview kurang lebih sama, dan saya juga selalu menjawab sesempurna mungkin.

      Suatu saat saya berfikir untuk merubah dresscode saya untuk kelihatan berbeda pada saat interview. Sebelum-sebelumnya, saya mengenakan dasi dan hem lengan panjang. Nah, saat panggilan interview tiba, kali ini saya mencoba pakai jas hitam. Dan by the end, saya keterima kerja disitu. HRD-nya pun sempat bilang, bahwa salah satu faktor daya tarik untuk hiring saya adalah ketika saya interview menggunakan jas itu.

      Small changes, big impact. Dan saya yakin ini semua atas kuasa Yang Maha Mengatur. Salam.

      • Betul mas…yang penting jadikan selalu masa lalu sebagai pembelajaran dan semuanya sudah menjadi takdir yang harus dijalani…

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    13 − thirteen =