8 Cara Membangun Sistem Manajemen Gudang yang Baik (Bagian 2)

17
3697
8 Cara Membangun Sistem Manajemen Gudang yang Baik (Bagian 2)

Jumpa lagi dengan saya, dokter ajib yang paling keren, he..he..he.. ^^ Sudah baca artikel saya tentang “8 Cara Membangun Sistem Manajemen Gudang yang Baik (Bagian 1)”? Kalau belum, baca dulu deh. Soalnya bahasan kali ini lanjutan dari bahasan manajemen gudang sebelumnya. Kalau Anda nggak baca, ntar Anda bingung… Harus urut dari awal.

Seperti yang saya katakan di artikel yang lalu, manajemen gudang sangat penting demi kesinambungan usaha Anda. Peran gudang sangat besar, sebab gudang berkaitan langsung dengan penjualan. Ketika persediaan gudang tidak sesuai dengan penjualan, Anda bisa merugi, entah karena penjualan Anda gagal atau justru persediaan yang tersisa di gudang terlalu banyak.

Selain itu, kalah Anda berbicara masalah kepuasan konsumen, Anda juga akan bicara tentang masalah sistem manajemen gudang yang baik. Bagaimana jika tim penjualan Anda sudah berhasil menjual produk Anda dan ternyata mereka menemukan bahwa stok gudang Anda “kosong”? Apa yang harus mereka katakan kepada konsumen yang sudah terlanjur membeli dan menginginkan barang Anda saat itu juga? 

Dan sistem manajemen gudang yang baik tidak hanya “membahas” jumlah persediaan (stok barang) atau budgeting barang. Anda juga harus memastikan produk yang tersimpan di gudang akan sampai ke tangan konsumen dalam keadaan prima.

So, mari kita lanjutkan pembahasan 8 cara membangung manajemen gudang yang baik bagian 2, yang fokus bahasannya pada sistem penyimpanan barang.

  1. Kenali karakter persediaan.
    Setelah Anda menentukan jumlah persediaan dan budgeting, Anda harus menentukan cara penyimpanan yang tepat. Misalkan produk yang Anda simpan dalam gudang adalah kain katun premium Jepang. Anda harus hati-hati dengan serangan tikus, ngengat atau gangguan lain yang bisa merusak kain. Anda juga harus pikirkan masa kadaluarsanya, walaupun sotk barang Anda bukan makanan ringan. Jadi setiap persediaan atau stok barang harus terdata tanggal kadaluarsanya. Selain itu, atur supaya produk yang keluar gudang lebih awal adalah produk dengan masa kadaluarsa yang paling awal. Bahasa kerennya adalah “First In First Out” alias FIFO.
  2. Atur tata letak persediaan.
    Setelah Anda sudah mengetahui karakter persediaan yang Anda miliki, kini tinggal Anda mengatur “lay out” alias tata letak gudang. Contohnya adalah mengatur supaya produk yang pertama masuk terletak pada posisi yang paling mudah untuk diambil (sistem FIFO tadi). Atau produk yang paling laku letaknya yang paling mudah dijangkau.
  3. Atur sistem otorisasi.
    Kalau Anda sudah punya sistem penyimpanan, yang harus Anda buat selanjutnya adalah sistem keluar masuk barang. Kalau Keluar dan masuk barang tidak berada dalam sebuah sistem pengawasan yang ada, bisa jadi barang Anda dicuri Anda tidak tahu. Jadi segera tentukan siapa saja yang berwenang dalam gudang dan otorisasi haknya di gudang. Pilih karyawan yang tidak hanya pintar, tetapi juga jujur. Jadi hanya dalam pengawasan merekalah (orang yang Anda tunjuk) barang dalam gudang bisa keluar dan masuk.
  4. Atur sistem pendataan.
    Mengatur pencatatan gudang tidak sulit. Anda bisa andalkan software biasa seperti MS Excell. Yang terpenting adalah, Anda disiplin dalam mencatat keluar masuknya barang, terkode serta terdata dengan baik dan rapi.

Ternyata mudah kan membangun sistem manajemen gudang yang baik? Kalau Anda masih bingung tentang sistem stok barang ini, boleh kok tanya-tanya di sini. Di buka selebar-lebarnya tapi dengan syarat, saya bisa menjawab. Kalau tidak, tanyakan ke yang lainnya ya, ha..ha..ha..

(sumber gambar : old.kaskus.co.id)

17 COMMENTS

  1. artikel yg sngt bermanfaat. tp sy msh bngung persoalan opname, bagaimana kt bs percaya bahwa data opname yg dibuat sudah valid? pihak mana sj yg perlu terlibat ketika opname ya? Karena brng2 di gudang sngat bnyak sekali. Terima Kasih

Leave a Reply to Om Nip-Nip Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

10 + fourteen =