Info Bisnis Terbaru : Trend Waralaba Coffee Shop & Usaha Kedai Kopi

3
1152
Info Bisnis Terbaru : Trend Waralaba Coffee Shop & Usaha Kedai Kopi

Info Bisnis Terbaru – Kemaren sore sewaktu mengantar pesanan mesin cup sealer (*nasib bos yang merangkap jadi OB plus sales, hiks…), saya melihat banyak waralaba coffee shop dan usaha kedai kopi yang bermunculan di Jogja. Padahal beberapa tahun yang lalu, teman dekat saya asal Makasar sempat mengeluhkan betapa susahnya cari warung kopi di Jogja.

Ternyata bisnis waralaba coffee shop dan usaha kedai kopi ini semakin banyak peminatnya. Peningkatan ini bukannya tanpa sebab. Salah satunya adalah semakin tingginya animo masyarakat terhadap warung kopi, Maka dari itu saya akan bahas fenomena maraknya waralaba coffee shop dan usaha kedai kopi ini sebagai info bisnis terbaru dari DokterBisnis [.] Net.

Eniwei, berhubung saya nggak punya sumber dari waralaba coffee shop, saya ambilkan contoh dari usaha kedai kopi saja ya. Prinsipnya hampir sama dengan waralaba coffee shop kok. Kalau waralaba coffee shop menggunakan sistem franchise (*namanya aja waralaba ya, wkwkwkwkwk…), usaha kedai kopi yang akan saya bahas ini menggunakan sistem bagi hasil, menggunakan investor. Langsung saja ke Te Ka Pe…

Kedai Kopi Jogja… Brand usaha ini namanya memang “Kedai Kopi”, menyediakan aneka kopi murni dan campuran buat dinikmati para penggemar kopi di sore hingga malam hari. Hampir setipe dengan usaha kalimilk, target market usaha kedai kopi ini adalah orang-orang yang gemar menikmati kopi sambil berbincang-bincang melepas penat.

Usaha Kedai Kopi ini berdiri sejak September 2004. Dibantu dengan 74 karyawannya, usaha warung kopi ini sekarang memiliki 4 outlet yang berada di Jogja, Solo dan Jambi. Total omset per bulan dari seluruh outletnya mencapai 500 juta rupiah.

Sejarah berdirinya usaha kedai kopi ini sederhana. Berawal dari seringnya nongkrong dan minum kopi bersama,Ā Rony Wirayuda, Deny Neilmant, Teddy Dian Patria, Citot Tatar Kusnoto dan M. Ali Sofyan sepakat untuk membuat usaha kedai kopi.

Dengan modal pas-pasan, mereka membentuk sebuah tim kerja untuk melakukan riset pasar sekaligus membuat proposal bisnis untuk ditawarkan kepada calon investor. Pada awalnya, mereka patungan sebesar 200 ribu per orang. Maka terkumpullah dana sebesar 1 juta rupiah. Dana tersebut mereka gunakan untuk membuat proposal bisnis.

Beruntungnya, Teddy, salah satu pemilik Kedai Kopi, berlatar belakang Ekonomi Manajemen Internasional. Ilmu manajemen dan pemasaran yang ia pelajari sewaktu kuliah dahulu ia gunakan untuk memimpin rekan-rekannya guna merancang proposal bisnis. Setelah proposal bisnis selesai, mulailah konsep bisnis Kedai Kopi mereka tawarkan ke lebih dari 100 calon investor.

Dengan jumlah calon investor lokal yang begitu banyak, ia berharap ada beberapa investor yang tertariks sesuai dengan prinsip pareto. Dan ternyata prediksi Teddy benar !! Dari 100 orang tersebut, mereka mendapatkan 6 investor yang tertarik untuk berinvestasi di Kedai Kopi. Sebuah perjuangan yangĀ  fantastis…

Kedai Kopi selalu menawarkan racikan kopi yang khas. “Kendala kita dulu adalah kami tidak ada yang mengerti cara pembuatan kopi, sehingga kami harus belajar dari luar untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan kopi. Sedangkan jika belajar pada orang lain, jarang ada yang mau memberitahunya. Biasanya secret perusahaan”, kata Teddy.

“Dan kopi yang telah kita buat, diujicobakan ke 500-an orang untuk dicicipi sebagai tes produk. Hasilnya luar biasa. Banyak dari para “tester” ini menyukai kopi racikan Kedai Kopi. Kini produk minuman Keiko (*pangilan akrab untuk “Kedai Kopi” mereka) telah mengalami banyak perkembangan. Salah satu produk unggulannya adalah “Galvacino”, gabungan antara kopi, susu dan creamer.”, sambungnya.

Teddy juga menjelaskan bahwa salah satu keunggulan Kedai Kopi miliknya adalah sistem pelayanan dan rasa kopinya yang sesuai dengan konsumen. Selain itu barista, sebutan untuk para peracik kopi di kedai kopi, memiliki keahlian dalam melakukan pengontrolan kualitas kopi. Dengan demikian konsumen jarang yang merasa dikecewakan karena kualitas kopinya jelek atau menurun.

Di sisi lain, Teddy menjelaskan bahwa timnya siap menerima siapa saja yang ingin menjadi investor untuk membuka usaha Kedai Kopi di daerah mana saja. Dengan menggunakan sistem bagi hasil, usaha kedai kopi ini bisa menjadi alternatif peluang bisnis yang potensial selain franchise kedai kopi yang sudah ada.

ā€œUntuk saat ini dana, yang harus disiapkan oleh calon investor minimal 200 juta rupiah. Ini tergantung dari lokasi dan tempat yang akan digunakan.ā€œ, papar Teddy. Investasi tersebut akan digunakan untuk segala perlengkapan dan peralatan kedai kopi serperti sewa tempat, persiapan modal kerja, biaya pemeliharaan IT dan manajemen.

Teddy mengklaim bahwa dengan dana investasi sebesar 200 juta tersebut, calon investor bisa balik modal selama kurang lebih 6 bulan. Asumsi tersebut didapat jika outlet Kedai Kopi tersebut memenuhi target minimal 80% penjualan dengan tiap bulannya. Ia menambahkan bahwa kisaran harga kopinya adalah 5 ribu rupiah per cup. Mari kita lihat asumsi keuntungannya di bawah ini :

Pemasukan

  • Rata-rata Omset / Outlet / Bulan : Rp 100.000.000,00
  • Bahan Baku (40%) : Rp 40.000.000,00
  • Laba Kotor : Rp 60.000.000,00

Biaya Operasional

  • Gaji Pegawai : Rp. 9.250.000,00
  • Overhead (listrik, telp, pam) : Rp. 3.000.000,00
  • Sewa Tempat : Rp 2.500.000,00
  • Langganan Internet : Rp. 750.000,00
  • Operasional IT : Rp. 3.500.000,00
  • Biaya Penyusutan Alat : Rp. 2.500.000,00
  • Operasional Lain – Lain : Rp. 5.000.000,00
  • Total : Rp. 26.000.000,00

Keuntungan

  • Laba Bersih : Rp 34.000.000,00

Payback Period

  • Balik Modal = 5,8 bulan / 6 bulan

Sekarang sudah ada gambaran tentang usaha kedai kopi kan? Well, semoga info bisnis terbaru di atas bisa memberikan sedikit wacana sebelum Anda memutuskan untuk membeli franchise warung kopi, waralaba coffee shop atau membuka usaha kedai kopi. Selamat sore…

(sumber gambar : kuliner.panduanwisata.com)

3 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

eight + 14 =