Bisnis yang Menjanjikan : Usaha Oli Motor dan Suku Cadangnya (Part 1)

1
1708
Bisnis yang Menjanjikan : Usaha Oli Motor dan Suku Cadangnya

Bisnis yang Menjanjikan : Usaha Oli Motor dan Suku Cadangnya (Part 1) – Anda pasti sudah tahu bahwa perkembangan jumlah penduduk semakin hari semakin pesat. Tentunya hal itu “dibarengi” dengan mobilitas yang cukup tinggi. Di sini, kendaraan bermotor sudah berperan sebagai satu kebutuhan pokok.

Kota besar seperti Jogja, Semarang, Surabaya, Jakarta dan Medan misalnya, penuh sesak akan kendaraan bermotor. Apalagi kota tersebut adalah kota yang tidak terlalu luas, sedangkan perbandingan antara peningkatan jumlah penduduk dengan pelebaran dan fasilitas jalan raya kurang seimbang.

Nah, keadaan tersebut membuat sepeda motor menjadi sebuah alternatif terbaik untuk menghindari kemacetan jika dibandingkan dengan mobil. Bagi yang jeli, “momen” ini bisa dijadikan sebagai sebuah peluang bisnis yang menjanjikan.

Salah satu yang jeli memanfaatkan kondisi tersebut adalah Heri Sunaryatin. Ia tahu bahwa sepeda motor butuh perbaikan dan perawatan. Dan ia paham sebagian besar pengguna sepeda motor mempercayakan perawatan motornya ke bengkel sepeda motor.

Berangkat dari hal ini, ia mencoba menyediakan sparepart dan oli sepeda motor ke bengkel-bengkel sepeda motor tersebut. Ternyata usahanya membuahkan hasil. Akhirnya hingga kini, bisnis yang menggiurkan ini terus ia geluti dengan konsisten.

Sebenarnya sejak duduk di bangku SMP, Heri sudah bercita-cita untuk menjadi wirausahawan di bidang bengkel sepeda motor. Maka dari itu, selepas SMP, Heri melanjutkan pendidikannya ke STM Pembangunan di jurusan mesin.

Dan sebelum menjadi seorang pemilik usaha oli motor dan suku cadang motor, Heri pernah bekerja di SHOP and DRIVE ASTRA OTOPART. Awalnya ia menimbang bahwa bekerja dengan berbekal ijasah STM tidaklah cukup untuk mendukung upayanya dalam mengumpulkan modal usaha.

Heri kemudian melanjutkan ke D3 Teknik Mesin UGM. Berbekal ijasahnya inilah ia mencoba untuk bekerja sambil menimba ilmu perbengkelan di SHOP and DRIVE ASTRA OTOPART. Kurang lebih setelah 3,5 tahun menimba ilmu di SHOP and DRIVE ASTRA OTOPART, Heri memutuskan untuk resign dari pekerjaannya dan mendirikan sebuah bengkel bersama temannya kuliahnya dulu.

Dengan pengalaman kerjanya, Heri dengan mudah mendapatkan suplier untuk bahan baku usahanya. PAda awal usaha, Heri beserta temannya fokus pada penyediaan sparepart sepeda motor seperti accu, oli motor, lampu, busi dan sebagainya.

Seiring berjalannya waktu, beberapa konsumennya meminta untuk melayani servis ringan sepeda motor. Ternyata hasil antara jasa servis sepeda motor dengan bisnis oli sepeda motor dan penjualan spare part nya hampir sama. Akhirnya mereka menambah lini usaha mereka menjadi penjualan oli motor dan sparepart plus jasa servis sepeda motor.

Berapa kapasitas penjualannya dalam sebulan. Heri mengaku ia mampu menghabiskan oli motor 20 dus per bulan, busi motor sebanyak 200-300 buah per bulan, lampu motor sebanyak 50 – 100 buah per bulan dan accu motor sebanyak 10 buah per bulan.

Lumayan kan bisnis yang menguntungkan ini? Darimana ia bisa menghabiskan oli motor dan spare part sebanyak itu? Ternyata ia menjalin kerjasama dengan beberapa sales freelance untuk memasarkan produknya. Semua produknya ia jual dengan sistem cash dan juga sistem pembayaran tunda.

Dan itu (membangun jaringan supplier) sudah ia lakukan pada saat masih bekerja dahulu. Dari kolega suppliernya tersebut, Heri akhirnya bisa mendapatkan mana produk-produk yang asli dan berkualitas dan mana produk-produk yang kurang berkualitas.

Kemudian ia menjadikan produk-produk asli dengan kualitas bagus tersebut menjadi pilihan utama yang ia tawarkan kepada konsumen. Sedangkan produk-produk dengan merek berbeda dengan kualitas yang lebih rendah, ia jadikan  sebagai alternatif bagi konsumen.

Dalam membidik pasarnya, Heri mempunyai beberapa kriteria bengkel yang akan dipasoknya.

  1. Ukuran usaha bengkel tidak terlalu besar sehingga tidak bersaing langsung dengan distributor besar.
    Ukuran usaha bengkel yang cukup besar biasanya sudah mempunyai suplier tetap. Selain itu, mereka biasanya banyak memberikan kemudahan khususnya soal harga. Bahkan ada beberapa bengkel yang merangkap sebagai distributor juga. Karena kekuatan modal yang tidak seimbang, ia menyiasati dengan cara menyeleksi bengkel-bengkel yang akan dipasok.
  2. Jarak antar bengkel yang dipasoknya minimal di atas 2 km.
    Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penuntutan standar harga oleh para konsumennya. Dengan jarak antar bengkel yang cukup jauh akan sedikit mengurangi kemungkinan bengkel-bengkel tersebut saling bertukar info harga yang sudah ditetapkan Heri kepada masing-masing bengkel tersebut. Mengapa hal itu ia lakukan? Karena masing-masing bengkel mempunyai kondisi yang berbeda sehingga perlu penetapan harga yang berbeda pula. Dan repotnya, hal ini terkadang tidak bisa diterima oleh beberapa pemilik bengkel sepeda motor.
  3. Bengkel yang mempunyai administrasi pembayaran yang baik.
    Hal ini adalah syarat mutlak. Administrasi bengkel yang baik bisa diketahui dari perbincangan dengan pemilik bengkel tersebut. Bisa juga dilihat dari persediaan produk yang mereka jual. Apabila produk yang dijual cukup lengkap, menandakan banyak suplier yang memberikan kepercayaan kepada bengkel tersebut. Sebaliknya, bila produknya kuranglengkap, berarti banyak suplier yang tidak berminat bekerjasama dengan bengkel tersebut. Apa tujuan Heri melakukan seleksi ini? Karena nantinya akan memudahkan ia untuk menghindari pembayaran macet sehingga tidak mengganggu perputaran modal.

Hmmm… cukup jitu juga strategi bisnis oli motor dan suku cadang yang ia terapkan. Setelah itu kira-kira langkah apa yang akan ia lakukan ya? Ternyata setelah menemukan bengkel-bengkel yang dibidik, ia mencoba melakukan penawaran produk serta negosiasi harga dan cara pembayarannya.

di awal, Heri menerapkan pembayaran cash untuk 3-4 kali pembayaran pertama. Jika pembayaran cukup lancar, barulah Heri berani menawarkan pembayaran tempo. Bila telah transaksi disepakati, langkah selanjutnya tinggal menjaga pasar yang mulai terbentuk dan mengembangkan pasar baru.

Eniwei, cara Heri mempertahankan pasar pun cukup jitu. Di saat ia melakukan penagihan, ia selalu memberikan penawaran produk baru. Di samping itu, Heri selalu melakukan penyesuaian cara pembelian dan pembayaran sehingga lebih fleksibel. Dengan langkah ini, konsumen lebih “terjaga”, bahkan bisa meningkatkan jumlah pembelian.

Bagaimana dengan calon konsumen yang sebelumnya tidak tertarik untuk bekerjasama dengan Heri? Ternyata Heri selalu menyempatkan diri untuk berkunjung kembali ke semua konsumen yang telah menolaknya. Lama kelamaan, satu per satu konsumen yang tadinya menolak penawarannya berbalik menjadi pelanggan tetap.

(Bersambung ke artikel “Bisnis yang Menjanjikan : Usaha Oli Motor dan Suku Cadang Part 2” insya Allah…)

(sumber gambar : www.aeconline.org)

1 COMMENT

Leave a Reply to Gilang Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

nineteen − 18 =