Lebih Lanjut Tentang Segmentasi Pasar

6
1639

Kepada para pengunjung dan pembaca setia DokterBisnis.Net, saya selaku penulis merangkap pengelola sekaligus pembantu umum mohon maaf karena hampir 2 minggu lebih belum sempat update artikel.

Kebetulan saya mendapatkan kepercayaan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kewirausahaan untuk warga Cikotok pasca tambang.

Dan ternyata tugas yang diamanatkan kepada saya tidak sesederhana yang saya bayangkan. Jadi nggak bisa main dan jalan-jalan saking padatnya. Ok, langsung ke pokok bahasan kali ini yaitu pembagian segmentasi pasar.

Anda sudah tahu kan apa pentingnya segmentasi pasar? Kalau belum, silahkan baca artikel saya tentang pentingnya segmentasi pasar. Nah, segmentasi pasar ini terbagi menjadi tiga, yaitu yaitu segmentasi pasar menurut demografi, psikografi dan pasar relung.

Sedangkan kalau menurut om Hermawan Kertajaya, segmentasi terbagi menjadi 2, yaitu Static Attribute Segmentation dan Dynamic Attribute Segmentation. So, sebelum anda melakukan riset pasar, pahami dulu penjelasan di bawah ini.

Demografi

Ini merujuk data statistik penduduk, termasuk pendapatan, rata-rata umur, dan pendidikan. Sedangkan menurut Hermawan, demografi ini termasuk dalam Static Attribute Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan geografis dan demografi.

Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah seperti negara, kawasan, propinsi atau kota. Sedangkan demografi berarti kita melihat pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama dan pendidikan.

Contohnya seperti ini : yang suka nongkrong di angkringan adalah mahasiswa, laki-laki, usia 19 – 26 tahun dengan uang kiriman 500ribu sampai 800 ribu sebulan.

Psikografi

Psikografi adalah menggunakan demografi dalam menentukan perilaku dan selera segmen tertentu suatu populasi. Psikografi mengkaji gaya hidup seperti kemana mereka berlibur, kemana mereka berbelanja, bagaimana mereka membelanjakan uang ekstra, olahraga apa yang mereka tonton, dan masih banyak lagi yang lain.

Kalau menurut om Hermawan (lagi), psikografi termasuk dalam Dynamic Attribute Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku.

Psikografi meliputi lifestyle atau kepribadian seperti yang saya sebutkan diatas. Sedangkan perilaku berupa sikap, penggunaan dan respon pelanggan terhadap produk. Misalkan seperti ini, mahasiswa dengan uang kiriman 1 – 2 juta ternyata paling suka berbelanja baju di mall daripada di distro.

Pasar relung

Ada segmen kecil dari populasi yang memiliki kesamaan karakteristik, kepentingan, kebiasaan berbelanja dan sebagainya. Seperti misal mahasiswa di Jogja hobinya nongkrong di warung kopi sampai berjam-jam, mirip dengan kebiasaan mahasiswa di daerah Malang.

Eniwei, sengaja saya kasih contoh tentang mahasiswa. Soalnya di kota Jogja mahasiswanya banyak sih (nggak ada hubungannya ya :)). Yang jelas, apapun jenis pasar anda, anda bisa gunakan pengelompokan di atas. Sudah ada gambaran kan sekarang? Ada yang mau ditanyakan? Mumpung saya dah longgar nih (sok sibuk mode on), ha..ha..ha..

6 COMMENTS

  1. sy mo tanya masalah segmentasi pasar yg kita bedakan menjadi 3 bagian nah untuk demografi dan psikografi sy paham tapi pasar relung masih agak samar mungkin bisa di beri contoh yg lebih spesifik supaya bisa jelas perbedaan antara ketiganya
    terima kasih sebelumnya

    • @Firman : Saya ambil permisalan seperti ini mas, ada sekelompok orang atau populasi di daerah Jakarta mempunyai kebiasaan yang sama dengan sekelompok orang atau populasi di daerah Surabaya. Mereka sama-sama suka baca koran di pagi hari, minum kopi, menghabiskan akhir minggu mereka nonton sepakbola, pola hidupnya konsumtif, dsb.

      Jadi pokoknya mirip karakteristiknya, kebiasaan berbelanjanya, dsb. Itu yang dinamakan pasar relung. Lha, anda bisa gunakan hal tersebut untuk menjadikan salah satu acuan buat memasarkan produk anda. Misal, ternyata di Jakarta tadi, kalau mengiklankan produk waktu acara sepakbola laku keras, lha itu bisa dipraktekan di Surabaya karena karakternya hampir mirip. Begitu…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

6 − three =